Kamis, 07 Oktober 2010

Poligami oh Poligami

Bismillah

Poligami, suatu kata yang kadang menjadi momok menakutkan bagi seorang istri. Padahal tidak demikian adanya. Kesulitan saya menjawab pertanyaan tentang poligami terjawab pada tulisan Kang Zen ini. Bagi saya, poligami adalah sunnah yang tidak perlu diotak-atik hukumnya, sebab ia telah tercantum dalam Al-Qur'an dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
======================================================================================

Kang Zen, Suami saya mau berpoligamiii....

1. Saya tidak mendukung ataupun mendukung siapapun untuk berpoligami, tapi saya mendukung siapa pun untuk menegakkan kebenaran, walaupun hal itu terlihat/terasa tidak benar, aneh, atau bahkan menyakitkan.

2. Ketahuilah, bahwa "perasaan" tidak boleh dijadikan standar utama untuk menegakkan kebenaran. Tapi Standarnya harus Al-Quran dan Sunnah., itulah kebenaran.

3. Adapun jika "perasaan" istri pertama sakit ( atau cemburu) ketika suaminya berpoligami, maka rasa sakit itulah yang dinilai oleh Allah sebagaimana pahalanya seorang pria yang Mati Syahid di medan Jihad. Justru hal yang aneh jika ada wanita yang tidak sakit hati jika suaminya menikah lagi.

4. Tapi rasa sakit itu bisa berkurang atau dikurangi dengan cara belajar melepaskan rasa memiliki. Istri boleh memiliki suami tapi tidak boleh merasa memilikinya, semua hanya amanah, semua milik ALLAH. Cinta hadir bukan untuk saling memiliki tapi cinta hadir agar kita lebih dekat dengan yang Maha Memiliki.

5. Dan Sang Istri pun sebenarnya bisa menilai, apakah suaminya sudah pantas/layak untuk berpoligami? Jika suaminya dianggap belum pantas untuk berpoligami, maka bolehlah untuk menghalanginya, jangan sampai suaminya tercinta itu - terjebak oleh dosa-dosa yang baru pada istrinya yang baru. Tapi jika suaminya sudah dianggap pantas untuk berpoligami, kenapa harus dihalangi? apa jawaban/alasan si istri di hadapan Allah kelak jika menghalangi sesuatu yang dihalalkan oleh ALLAH?

6. Dan, menurut saya pribadi, jika seorang Suami belum "berhasil" membantu istrinya agar berlepas darinya dan bergantung kepada ALLAH, dan agar bisa mencintainya karena ALLAH - bukan karena "sosok" suami itu, dan si suami pun belum mampu membantu agar istrinya paham hakikat dari poligami, apalagi jika si suaminya memang belum paham hakikat dari poligami (pahamnya baru pemenuhan hawa nafsu saja); maka memang tak pantas suami model begitu untuk berpoligami (ingat : tak pantas bukan tak boleh). Apalagi jika sholat malam saja si suami masih sering meninggalkan dan sholat jamaah masih sering telat. Maka suami seperti itu TIDAK LAYAK untuk berpoligami.

note :
Lebih baik mencintai kerepotan yang produktif daripada meropatkan masalah cinta yang tidak produktif... ayo lepaskan saja dirinya dan kembalilah padaNYA...

Wallahu alam
Afwan
KZ
http://cahaya-semesta.com/

Tidak ada komentar: