Kamis, 18 Desember 2008

Apa Jadinya Kalo Ikhwah Kecanduan?

Emang ada ya ikhwah kecanduan?? Eh, jangan salah…banyak malah!! Tapi, jangan dibayangkan kalo kecanduannya ma obat-obatan terlarang… (ya Allah, na’udzubillah…Semoga semua ikhwah dijauhkan sejauh-jauhnya dari barang haram itu!!). Meskipun si penikmat (baca: penderita) gak sampe sakau, kecanduan di sini juga amat sangat berbahaya sekali banget bagi kelangsungan dakwah para ikhwah.


Berawal dari sekadar hobby, iseng, coba-coba, kebetulan, ngisi waktu luang, ato just hiburan, trus keasyikan, lalu jadi kebiasaan, dan…dan…dan…eh, malah kecanduan!!! Gaswat kaaan?!! Astgfirullah…Parahnya lagi, candu di sini gak mandang usia pembinaan. Gak peduli ia sudah tertarbiyah 3 tahun, 4 tahun, 7 tahun, 10 tahun, bahkan lebih. Seorang ikhwah yang rajin dalam pembinaannya tidak serta merta menjadi “kebal” terhadap candu-candu tersebut. Faktor yang mungkin sangat berpengaruh dalam penyebaran candu adalah lingkungan.

Mulanya mungkin sekadar pengisi kejenuhan. Tapi akhirnya menjadi aktivitas dominan, bahkan menyita banyak perhatian. Dan kemudian, agenda-agenda dakwah perlahan mulai ditinggalkan. Perlahan militansi akan berkurang. Sampai akhirnya melemah, dan….. hilang. Na’uudzubillah….Tsumma Na’uudzubillah....



Apa aja sih candunya?

Berdasarkan hasil penelitian sementara di lapangan, ditemukanlah jenis-jenis candu yang dapat merusak kesehatan -fikriyah, jasadiyah, dan ruhiyah- para aktivis dakwah, diantaranya:

1. Ngegames

Awalnya sih pengen cari hiburan, trus ketagihan. Apalagi kalo lagi nganggur alias gak ada kerjaan, ngegames aja aaah, refreshing gitu lhoh! Ck..ck..ck..Ini adalah jenis candu yang berbahaya, coz bisa dilakukan kapanpun dan di manapun. Bisa di kompi, lepi, atau HP . Gak di rumah, kantor, kampus, sekolah, di halte, sampe di dalam angkot.

2. Nonton Bola

Heran deh, betah banget 2 jam cuma melototin bola yang diuber-uber ma sekawanan orang. Istimewanya apa sih? (Waduh, ane bisa ditimpuk pake bola ma penggemarnya nieh). Mending juga maen bola di lapangan. Kan bisa menyehatkan dan menguatkan. Dari pada cuma nonton, yang olahraga biji mata doang. Candu ini akan semakin mewabah ketika musim Piala Dunia tiba. Hehehe jadi inget Bapak dan kakak, kalo pas ane lagi di rumah (liburan), beliau-beliaunya sering berpesan sebelum tidur malam, “Dek (Nak), ntar malem bangunin ya, jam 3”. “Mau tahajjud ya kak?” Tanya ane dengan polosnya. “Iya, sekalian nonton bola” Gyaaaaa…. Piiiss deh kak!! Bukannya ngelarang sih. Ida cuma takut besoknya waktu kerja di kantor kakak malah ngantuk. Eniwei, gak hanya ikhwan aja lho yang maniak bola, akhwat juga ada.

3. Film

Dari film-film lokal, Box Office, sampe Drama Korea. Gak peduli harus nyewa VCD ato ngacir ke bioskop. Kecanduan film gak hanya dalam bentuk nongkrong di depan layar kaca, tapi juga ke dalam otak dan mempengaruhi pandangan kehidupan.

4. Maen PS

Biasanya ikhwan nieh (tapi, gak tertutup kemungkinan akhwatnya juga). Awalnya mungkin sekadar pengisi kejenuhan, trus penasaran kenapa gak menang-menang (kalah mulu), lama-lama jadi kecanduan. ‘Afwan, ane kurang paham soal PS, coz emang gak tertarik ma jenis olahraga jempol tangan yang gak menyehatkan ini. Yang jelas, maen PS sangat berpotensi untuk bikin kita lupa waktu..!!

5. Komik

Waduh, ini juga jenis candu yang amat berbahaya. Diawali dari hobby trus dikoleksi, dan kalo dah keasyikan baca, bisa lupa diri. Parahnya lagi, jika tokoh-tokoh dalam komik diadopsi dan dicocok-cocokkan ma karakter pribadi. Ada yang suka karena ceritanya yang lucu, kocak, semangat, dan penuh misteri. Gak heran kalo ikhwah ada yang terobsesi dan mempersepsikan diri seperti Conan, Naruto, ato Kakashi.

6. Musik

Ada yang punya grup nasyid latihannya hampir tiap hari (Apalagi kalo musim walimahan seperti saat ini ). Intensitas dengerin nasyid lebih sering ketimbang Murottal. Nasyid yang didengerin juga masih diragukan statusnya sebagai nasyid (Maksudnya?). Musik..musik..musik… Dari yang jahiliyah sampe yang (katanya) islami. Awalnya mungkin gak sengaja denger dari temen-temen. Ato kebetulan gak ada acara. Daripada bengong, lebih baik mengaktifkan indra audiovisual. Maka layar kaca menjadi alternatif. Kebetulan acaranya musik-musik yang lagi in. hampir semua stasiun kereta api (eh, televisi) menyajikan menu musik jahili. Ada INBOX, Dahsyat, Klik, MTV Ampuh, dll, dsb, dst. Walhasil, aktivis dakwah jadi hafal lagu-lagu “aneh” gitu ketimbang hafal Al Quran dan hadist. Dan saking terbiasanya, lirik-lirik itu sampe kebawa ke ruang bawah sadar dan tercetus seketika. Kayak kemaren, pas ada seorang akhwat yang sebel ma temen akhwatnya, tiba-tiba temen akhwatnya langsung berkumandang, “Eh eh koq gitu sih..lo koq marah…jangan gitu sayang, jangan gitu sayang.” Seraya merayu dan menggodanya (Prens Filah tau kan itu lagunya siapa). Ckk..ck..ck…sampe segitunya. Penyebarannya memang dahsyat.

7. Ngenet

Whuaaa…ini nih candu yang gak kalah hebatnya dibanding candu-candu yang lain. Mulanya mungkin kebutuhan, cari informasi, ajang silaturahmi, pengen diskusi, trus…trus…trus… Yup! Asyik memang melanglang buana di dunia maya. Kalo kata Gita Gutawa, “Tak perlulah aku keliling dunia”. Mau berita apapun, semua dah tersaji di depan mata, di kotak segi empat di hadapan Anda. Tinggal KLIK! Apalagi dengan fasilitas-fasilitas internet yang memanjakan. Mau berekspresi dengan tulisan, ada Blog. Mau nampang (menarsistkan diri), ada Face Book. Mau ngobrol-ngobrol en diskusi bisa Chatting. Mau kenalan, ada Friendster. Mau promosi dan bisnis juga bisa. Kurang apa lagi coba? Adanya kurang bisa mengontrol diri untuk gak berlama-lama di depan kompi/lepi.

8. Dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya....(pikir sendiri ya..)



Menarik” bukan melihatnya sebagai sebuah fenomena? Namun, seringkali pada diri yang “lemah” justru akan menjadi semacam pembenaran. Perlu diketahui, bahasan kita di sini bukan soal boleh atau tidak, tapi seberapa besar porsinya hingga mengalihkan kita dari aktivitas-aktivitas produktif dan agenda-agenda prioritas.

Demikianlah semua aktivitas-aktivitas yang sederhana, namun tanpa disadari menjadi candu dalam pergerakan dakwah. Fenomena-fenomena tersebut sebagian besar menyita waktu-waktu produktif kita, menggerogoti ruhiyah, dan melemahkan militansi dakwah.

Jika hari ini kita dapatkan kualitas dakwah kita menurun, maka cobalah untuk memeriksakan (baca: mengevaluasi) kesehatan dakwah kita. Mulai dari memutaba’ahi aktivitas sehari-hari kita, amalan-amalan kita, dan terutama niat-niat kita.


Wallahu Ta'aala a'laamu bishshawaab..




NB: Ohya, ada nih kecanduan yang harus senantiasa dilestarikan, antara lain: Dzikir, Tilawah, Hafalan Al-Quran, Infaq & Shodaqoh, Tholabul ‘ilmy (datang ke majelis-majelis ilmu, dauroh, training, kajian, dll).


Owkeh!! Tetep Semangaaattzz!!!!


“Tidak penting kamu suka atau tidak, yang penting Allah ridho atau tidak”

http://akhwatzone.multiply.com

Tidak ada komentar: